Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pemerintah dituntut
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui segala usaha di bidang pendidikan
mulai dari sarana prasarana, kurikulum dan pendidiknya guna memberikan
pelayanan terbaik dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya generasi mendatang.
Sekolah sebagai
tempat kegiatan hendaknya memberikan kenyamanan bagi siswa dan guru selaku pelaku utama dalam usaha
meningkatkan pendidikan. Namun dalam pelaksanaan pendidikan di tingkat sekolah
dasar mempunyai banyak hambatan seperti kemampuan siswa, pendidik, keterbatasan
biaya dan sarana. Ada hal menarik dalam perkembangan pendidikan saat ini,
dimana tuntutan pemerintah dan keadaan nyata yang hampir dialami di seluruh
wilayah yaitu keterbatasan kemampuan pendidik. Jika mendasari peraturan
pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru setidaknya hal tersebut sudah lebih
dulu disikapi dan diketahui bagi para pendidik sehingga tuntutan dan proses pembelajaran
tidak menjadi bahan perdebatan dan hambatan bagi setiap pendidik. Membutuhkan kesadaran
dan semangat pribadi para pendidik kunci penting dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan dan pelayanan kegiatan belajar, sehingga program yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh pemerintah terhadap pendidik lebih bermanfaat bukan
sekedar proyek kegiatan.
Hal di atas
menjadi salah satu kendala bagi sekolah sehingga ketidaknyaman tumbuh yang
berdampak bagi peserta didiknya sedangkan bagi sebagian orangtua, sekolah
dipandang nyaman apabila tidak ada iuran yang membebani bagi mereka.
Ada beberapa hal
yang harus perhatikan dalam rangka menciptakan sekolah nyaman antara lain:
1.
Kedisiplinan
semua warga sekolah
Disiplin
dapat menumbuhkan kenyamanan ketika siswa dan gurunya mampu menjaga rutinitas
dan konsisten dalam proses KBM sejak awal masuk hingga pulang sekolah. Sekolah perlu
memberikan sanksi moral bagi warga sekolah tidak menerapkan disiplin. Banyak
kegiatan di sekolah yang harus dilakukan dengan disiplin sehingga kepala
sekolah mampu mengingatkan dan memberikan contoh terhadap guru dan siswanya.
2.
Menumbuhkan
cinta akan sekolah
Sungguh
bertentangan dengan kepribadian insan manusia, jika siswa dan guru sudah tidak
ada rasa cinta terhadap sekolahnya. Sekolah sebagai tempat pembelajaran
seharusnya mampu memberikan pelajaran bagi siswa dan gurunya sendiri terhadap
lingkungannya. Bukan hanya tulisan dan ucapan namun konsistensi tindakan
sebagai wujud cinta terhadap sekolah bukan hanya bagian dari tugas kepala
sekolah dan penjaganya.
3.
Kegiatan
pembudayaan yang baik
Hal-hal
yang bersifat sepele dan menarik hendaknya dimanfaatkan oleh sekolah dalam
rangka menumbuhkan budaya yang baik bagi warga sekolah dari budaya berbahasa
dan budaya berprilaku. Perkembangan zaman saat ini sudah sangat luar biasa
dilihat dari faktor budaya, etika dan sopan santun sedikit demi sedikit hilang.
Disinilah peran sekolah hadir sebagai benteng pembudayaan luhur bagi warga sekolah.
Komunikasi antara warga sekolah diharapkan mampu memberikan contoh yang baik
dalam rangka pengelolaan sekolah.
4.
Penggunaan
anggaran yang baik
Dalam
menunjang kegiatan KBM setidaknya anggaran yang dibiayai pemerintah mampu
dikelola dan dikendalikan dengan baik agar setiap tahun ada peningkatan sarana
dan prasarana bagi sekolah bukan pengeluaran yang hanya bersifat konsumtif
tanpa memperhatikan azas manfaat dan kebutuhan sekolah serta permasalahan motif
kepentingan para kepala sekolah dengan pendidiknya. Pemerintah daerah hendaknya
tidak hanya mengingatkan namun juga ikut mengontrol lewat pengeluaran yang
dikeluarkan sekolah melalui bentuk-bentuk potongan yang jauh dari manfaat dan
penunjang kegiatan belajar mengajar.
Beberapa hal
tersebut mungkin bisa dijadikan bahan masukan bagi sekolah yang saat ini sedang
dihadapkan dengan permasalahan proses penilaian dalam pembelajaran di kurikulum
sekarang, Namun harapan akan pelayanan pendidikan
yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang juga harus diperhatikan oleh
sekolah. Sukses pembelajaran tidak karena keberadaan dan unggulnya sumber daya sekolah
tersebut namun kemampuan dan kecerdasan sumber daya manusianya. Karena kenyamanan
adalah keadaan yang harus diciptakan setiap sekolah.
(Wahrudin)